Potret Prestasi Mahasiswa UGM

Mahasiswa adalah generasi yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya yang akan membawa Indonesia ke arah yang (seharusnya) lebih baik dari kepemimpinan yang ada saat ini. Untuk itu sudah sepantasnya seorang mahasiswa mengetahui potensi, kemampuan serta kapasitasnya dengan baik. Setelah tahu potensi, kemampuan dan kapasitasnya, mahasiswa juga harus mampu mengembangkan dirinya menjadi seorang mahasiswa yang ideal. Sudah barang tentu seorang mahasiswa yang ideal bukanlah mahasiswa yang menghabiskan kehidupan kampus setiap harinya dengan hanya berada di dalam kelas, mengobrolkan hal-hal yang tidak jelas, pergi keluar (hang out) dengan teman-teman dan menghambur-hamburkan uangnya untuk hal-hal yang dapat dikatakan tidak penting, lalu pulang ke rumah ataupun kos-kosan.

Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang mampu berprestasi secara akademis maupun non akademis namun juga aktif dalam berorganisasi dan dapat memberikan dampak dan manfaat bagi orang-orang yang berada di sekitarnya serta memilki peranan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan berprestasi, seorang mahasiswa dapat dikatakan telah mampu meningkatkan potensi, kemampuan serta kapasitas yang dimilikinya, dan mahasiswa yang berprestasi dapat dikatakan telah terjamin sumberdaya manusianya. Mahasiswa yang dikatakan berprestasi adalah mahasiswa yang telah melakukan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa lain dengan mendapatkan penghargaan dan megukir catatan kebanggaan lainnya.

Prestasi yang mereka raih sudah barang tentu tidak hanya sekedar pengalungan medali, pemberian piala ataupun coretan nama di atas kertas piagam penghargaan atau sertifikat. Prestasi yang para mahasiswa raih akan sangat berguna kelak untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan ketika mereka lulus nanti. Selain itu, sebuah prestasi selain membuat mahasiswa itu sendiri merasa bangga, ia juga sudah pasti akan membanggakan kedua orang tuanya, keluarga, teman-teman, universitas bahkan bangsa dan negara. Seorang Mahasiswa yang  berprestasi juga akan menjadi panutan,teladan atau contoh dan memberikan motivasi serta stimulus bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang seangkatan ataupun angkatan dibawahnya untuk berprestasi seperti dia bahkan lebih. Prestasi yang diraih para mahasiswa juga tidak harus melulu berfokus pada bidang akademis. Bidang-bidang lain (non akademis) pun dapat sangat memmbanggakan dan berguna bagi para mahasiswa.

Berbagai dorongan serta dukungan akan dapat sangat membantu para mahasiswa dalam meraih prestasi yang mereka inginkan. Dorongan serta dukungan tersebut dapat berupa pemberian fasilitas serta wadah dari universitas bagi para mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi, kemampuan serta kapasitas yang ia miliki.

Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia tidak menyia-nyiakan “apa yang mereka punya”. Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) terus berupaya untuk memfasilitasi dan mewadahi berbagai bentuk kreativitas para mahasiswa untuk berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Ditmawa UGM memiliki tujuan untuk menghantarkan mahasiswa UGM menjadi aset bangsa yang berwawasan global, memiliki jiwa kepemimpinan dan siap bekerja sebagai tim serta memiliki integritas yang dilandasi nilai-nilai Pancasila.

Ditamawa UGM terus melakukan peningkatan salah satunya dengan membentuk Sub Direktorat (Subdit) baru yang dibentuk pada bulan Mei 2015 dan berada di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan yang diberi nama Sub Direktorat Kreativitas Mahasiswa atau lebih yang dikenal dan biasanya disebut dengan sebutan Subdit KM. Dasar dari pembentukan Subdit adalah adanya kebutuhan akan sebuah wadah atau tempat dimana para mahasiswa dapat menampung berbagai bentuk kreativitas yang dimiliki mahasiswa.

Subdit KM memiliki tujuan untuk mengelola program pengembangan kreativitas mahasiswa. Di samping itu, Subdit KM juga bertujuan untuk memfasilitasi berbagai bentuk kegiatan pengembangan kreativitas mahasiswa. Salah satu bukti nyata keseriusan lembaga yang berlokasi di Jl. AsemKranji K-8 adalah dengan membentuk komunitas mahasiswa kreatif di lingkungan UGM yang bertujuan untuk memberikan media pembinaan dan pelatihan untuk berkompetisi di level nasional dan internasional. Subdit KM membentuk PKM Center yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak Universitas Gadjah Mada dalam melanjutkan tradisi juara umum PIMNAS setiap tahunnya.

Dari berbagai dorongan dan dukungan tersebut, prestasi yang diraih oleh para mahasiswa Universitas Gadjah Mada dalam berbagai bidang terus mengalami peningkatan yang luar biasa. Prestasi yang diraih tidak hanya pada bidang akademis saja, prestasi pada bidang non akademis pun patut diacungi jempol.

Berikut adalah beberapa potret prestasi mahasiswa UGM yang didapatkan dari berita kampus Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa UGM Raih 3 Penghargaan Kompetisi Mikrobiologi Internasional “SIMPIC” 2016

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UGM berhasil memperoleh tiga penghargaan dari ajangSiriraj International Microbiology, Parasitology and Immunology Competition (SIMPIC) 2016. Kompetisi berlangsung di Mahidol University, Bangkok pada 17-22 Maret lalu.

Dalam kompetisi tersebut UGM mengirimkan satu tim yang terdiri dari Parangeni Muhammad Lubis, Hamzah Muhammad Hafiq, Maria Fransiska Pudjohartono, dan Jessica Woen. Tiga penghargaan yang berhasil diraih berasal dari kategori individual achievement yaitu medali emas oleh Parangeni Muhammad dan 2 medali perunggu diraih oleh Maria Fransiska dan Hamzah Muhammad Hafiq.

Parangeni mengatakan olimpiade ini diikuti oleh 260 peserta yang terbagi dalam 52 tim dari berbagai universitas di dunia. Beberapa diantaranya berasal dari Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Tiongkok, Taiwan, Jepang, Mongolia dan Bangladesh.

“Dalam kompetisi ini seluruh peserta saling beradu kemampuan dalam bidang mikrobiologi, parasitologi, dan imunologi,”jelasnya, saat dihubungi Senin (11/4).

Dalam olimpiade ini setiap tim harus melewati sejumlah tahapan seleksi untuk mendapat gelar juara. Dalam babak penyisihan setiap tim harus menyelesaikan ujian tertulis dan identifikasi yang dikerjakan secara individual. Selanjutnya, nilai setiap peserta diakumulasi dalam setiap timnya. Selanjutnya, 24 tim dengan nilai tertinggi berhak melaju ke babak perempat final.

“Tim UGM berhasil masuk dalam 12 finalis yang masuk semifinal. Namun, perjuangan kami harus terhenti di babak semifinal,” terangnya.

Kendati belum berhasil meraih juara, anggota tim UGM berhasil mendapatkan penghargaan secara individual. Penghargaan itu diberikan berdasarkan penilaian pada saat babak penyisihan.

“Meskipun gagal di semifinal kami tidak berkecil hati dan di luar dugaan bisa mendapatkan penghargaan individual,” urainya.

Kedepan ia berharap tim UGM akan dapat membawa pulang lebih banyak penghargaan individual. Bahkan, mampu menyabet gelar juara dalam kompetisi yang sama.(Humas UGM/Ika)

 

EDS UGM Borong Prestasi

English Debate Society (EDS) Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi gemilang dalam sejumlah kompetisi debat tingkat nasional dan internasional. Kali ini, EDS UGM berhasil memboyong kejuaraan di dua kompetisi yang berbeda. Pertama, juara 1 dalam Asian English Olympic (AEO) di Bina Nusantara pada 16-20 Februari. Kedua, menyabet juara 1 dalam Asian Law Student Association (ALSA) di Universitas Padjajaran pada 26-28 Februari lalu.

Aryanda Putra Tony, anggota tim EDS UGM mengatakan ia bersama dengan Aldila Irsyad (Fakultas Hukum) mewakili UGM dalam AEO yang diikuti 60 tim dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia. Beberapa perguruan tinngi tersebut diantaranya adalah Malayasia, Korea Selatan, Filipina, serta Vietnam.

“Di final kami berhadapan dengan dua tim dari Universitas Indonesia dan satu tim Bina Nusantara. Saat itu kami diberikan mosi Filosofi, Dilema Moral dan berada pada posisi oposisi hingga akhirnya berhasil meraih juara pertama,” jelasnya, Kamis (3/3) di FISIPOL UGM.

Pada kompetisi ALSA di Universitas Padjajaran, tim EDS UGM juga berhasil meraih gelar juara. Dalam kompetisi tersebut, Aryanda Putra Tony, Aldila Irsyad, dan Noel Hasintongan Simatupang (FISIPOL) berhasil menyisihkan 43 tim lain dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Pada babak final tim EDS UGM berhadapan dengan tim dari Bina Nusantara. Mereka melakukan debat terkait hukum internasional.

“Dalam kompetisi nasional tersebut UGM sebenarnya mengirimkan 2 tim. Namun, baru tim kami yang berhasil mempersembahkan juara,” terang Aryanda.

Aryanda menambahkan, dalam kompetisi AEO ia juga mendapat anugerah sebagai 5th best speaker dan Aldila Isryad sebagai 10th speaker. Sementara dalam ALSA, ia dinobatkan sebagai 1st best speaker, Noel Hasitiongan 2nd best speaker, dan Aldila Irsyad sebagai the 4th best speaker. Sementara itu, tim EDS UGM lainnya yaitu Arinta Pratiwi (FH) berhasil mendapatkan penghargaan 6th best speaker dalam ALSA.

“Senang dan bangga bisa meraih predikat juara dalam dua kejuaraan sekaligus. Semoga capaian ini bisa terus dipertahankan dan diikuti mahasiswa UGM lainnya,” tutupnya. (Humas UGM/Ika)

 

Mahasiswa UGM Menang Kompetisi Industri se-Asia Tenggara “INCHALL”

 

Tim Gamapro UGM berhasil menyabet juara dalam kompetisi internasional “Industrial Challenge” (INCHALL) 2016. Dalam kompetisi teknik industri yang berlangsung di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada 1-5 Maret ini diikuti 126 tim dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Beranggotakan Regina Venska Ardiana, Sekar Sakti, dan Novianda Aditya Istiqomah dari Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, tim Gamapro harus bersaing ketat dalam kejuaraan bergengsi ini. Sebelumnya, mereka harus bersaing dengan 126 tim lain dalam seleksi pengerjaan soal yang dilakukan secara online. Dari seleksi tersebut dipilih 15 tim terbaik yang maju ke tahap semifinal.

“15 tim yang lolos ke semifinal berasal dari berbagai universitas berbeda di Indonesia dan Thailand,” jelasnya, Jum’at (18/3) di Fakultas Teknik UGM.

Regina mengatakan mereka harus berjuang menghadapi rangkaian tes semifinal INCHALL 2016. Dalam babak semifinal mereka diuji untuk menyelesaikan soal-soal teori dasar keilmuan Teknik Industri dengan waktu terbatas dan tingkat kesulitan yang beragam. Selanjutnya, mereka diberikan beberapa kasus sesuai dengan tema lomba yakni Global Value Chain Towards Sustainability Development dan membuat analisis dalam bentuk laporan.

Dari babak semifinal tersebut, lima tim dengan nilai tertinggi dan berhak maju ke final adalah tim dari UGM, ITB, Chulalongkorn University, dan Telkom University. Dalam babak final seluruh finalis harus menyelesaikan kasus nyata yang diberikan PT. Beiersdorf Indonesia dan mempresentasikan solusi yang ditawarkan.

“Di final kami diberikan kasus berupa masalah riil pada lini produksi yang dialami oleh perusahaan ternama di Indonesia, yaitu PT. Beiersdorf Indonesia, produsen Hansaplast dan Nivea,” katanya.

Tim Gamapro UGM saat itu memberikan solusi dalam upaya peningkatan efisiensi pekerja dan penjadwalan pemeliharaan mesin yang lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan software flexible line balancing.

“Tim melakukan simulasi alur produksi yang kami tawarkan dan hasilnya mampu meningkatkan efisensi produksi hingga 90 persen,”tuturnya.

Regina mengaku bangga atas prestasi yang telah diperoleh timnya. Capaian prestasi tersebut tidak lepas dari kerja keras dan kemampuan tim menyelesaikan masalah secara komprehensif dengan cara berpikir yang sistematis. Selain itu, tim mencoba memberikan solusi kreatif dengan berbasis pendekatan Teknik Industri pada setiap permasalahan yang diajukan. Atas keberhasilan tersebut mereka berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar 1.300 dolar Amerika.

Dr. Budi Hartono, Sekretaris Prodi Teknik Industri UGM, menambahkan kemenangan ini meneruskan tradisi berprestasi yang terus dibangun. Keberhasilan tersebut menambah deretan prestasi yang telah ditorehkan oleh tim-tim perwakilan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UGM dalam berbagai ajang perlombaan kompetensi teknik industri, seperti juara tiga dalam IECOM 2016 dan juara pertama International Project Management Challenge 2015.

“Kami berharap ke depan akan semakin banyak lagi prestasi yang diraih oleh mahasiswa dari berbagai kompetisi nasional maupun internasional,” harapnya.(Humas UGM/Ika)

 

MP UGM Raih Juara Umum Kejurlat MP se-DIY

Tim Merpati Putih (MP) UGM berhasil menyabet gelar juara umum dalam Kejuaraan Antar Kolat (Kejurlat) Merpati Putih se-DIY. Dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia pada 5-6 Maret 2016 tersebut UKM MP UGM berhasil membawa pulang 7 emas, 5 perak, dan 2 perunggu.

Manajer MP UGM, Deby, mengatakan Kejurlat kali ini diikuti 14 kolat se-DIY. Selain UGM, kegiatan ini juga diikuti kolat UII, UPN, UAJY,STTA, BSI, MAYOGA, STEMBAYO, IST AKPRIND, STTNAS, POLTEK ATK, DWI PARI, BUMIJO, dan SASONO HINGGIL. Adapun kategori yang dilombakan meliputi Fight/Tarung (Dasar-Balik), Seni IPSI (Tunggal), Power (Dasar-Balik), dan Tulis (Dasar 1).

“Kita terjunkan 17 atlet untuk ikut bertanding dalam semua kategori,” jelasnya, Kamis (31/3).

Deby mengaku bangga atas prestasi yang telah diraih oleh tim MP UGM. Sebelumnya, MP UGM telah berturut-turut menjadi juara umum pada Kejurlat MP Cabang Sleman sebanyak 5 kali.

“Kemenangan ini tentu tak lepas dari perjuangan dan kekompakan para atlet, bimbingan dari para pelatih, serta dukungan anggota MP UGM yang lain. Semoga kemenangan ini menjadi motivasi untuk terus berprestasi pada kejuaraan yang akan datang,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)

 

SAKA UGM Raih Penghargaan Internasional SIFS di Thailand

Tim SAKA UGM kembali menorehkan prestasi di panggung internasional. Dua penghargaan berhasil diraih sekaligus dalam kegiatan 11th Surin International Folklore Festival and Symposium (SIFFS), yang diadakan oleh Surindra Rajabhat University di Provinsi Surin, Thailand, 14-25 Januari 2016. Penghargaan pertama adalah The Pride of Asia, yang didapatkan berdasarkan pilihan dari penonton. Penghargaan yang lain adalah The Liveliest Perfomance (penampilan paling meriah). Sanggar Ayudha, yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, juga mendapatkan penghargaan yaitu The Most Colourful National Costume (pakaian adat paling berwarna) dan 1stWinner Local Food Intenational Competition (juara satu lomba makanan lokal taraf internasional) untuk nasi tumpengnya.

Fahreza Lerian, ketua tim delegasi SAKA UGM, memaparkan festival tersebut merupakan serangkaian acara tahunan yang mengangkat isu perdamaian dunia melalui seni, tradisi, dan budaya. Penyelenggaraan SIFFS tahun ini tidak hanya menyajikan tarian saja, tetapi juga Art Competition, Food Local International Competition, Storytelling International Competition, dan ditutup dengan pernyataan deklarasi perdamaian dunia dari negara peserta.

“Lebih lengkap karena bukan hanya tarian tetapi juga ada festival makanan serta deklarasi perdamaian,”kata Fahreza, Kamis (28/1).

Ia menambahkan persiapan tim untuk mengikuti kegiatan tersebut kurang dari satu bulan. Ada empat tarian yang dibawakan, yaitu Tari Likok Pulo, Tari Kreasi Bungong Jaroe, Tari Ratoeh Duek, serta Tari Kreasi Aceh yang menggabungkan Tari Likok Pulo dan Tari Ratoeh Duek.

Bersama dengan 19 delegasi SAKA UGM lain dari berbagai fakultas mereka memiliki mimpi dan tekad yang kuat untuk dapat mempromosikan dan mengenalkan budaya Indonesia di Negeri Gajah Putih tersebut. Di akhir acara gemuruh tepuk tangan delegasi dari berbagai negara terdengar saat nama SAKA UGM disebutkan dua kali dalam malam puncak penghargaan 11th Surin International Folklore Festival and Symposium (Humas UGM/Satria)

 

Itulah beberapa potret prestasi yang diraih oleh mahasiswa UGM yang patut diapresiasi. Selain itu, apresiasi juga patut kita berikan kepada Subdit KM UGM yang sudah berupaya untuk memberikan wadah serta fasilitas semaksimal dan sebaik mungkin bagi berbagai kreativitas, potensi dan kemampuan mahasiswa yang ada untuk terus membanggakan dan mengharumkan nama Universitas Gadjah Mada di tingkat nasional bahkan internasional.

 

Sumber :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.